Mengenal Macam Macam Mutasi

Mutasi merupakan perubahan sifat keturunan secara umum. Mutasi yang menunjukkan adanya fenotip yang sedikit berbeda dari sifat normal akan dapat menimbulkan variasi. Ada dua macam variasi yaitu sebagai berikut.

1.      Variasi genetis merupakan variasi yang disebabkan oleh perubahan pada materi genetis dan sifat ini dapat diwariskan pada keturunannya.
2.      Variasi lingkungan merupakan variasi yang disebbakan oleh perubahan lingkungan dan tidak dapat diwariskan pada keturunannya.

Berdasarkan tempat terjadinya, maka perubahan materi genetis atau mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
1.      Mutasi kecil atau point mutation
Mutasi kecil merupakan perubahan yang terjadi pada susunan molekul gen atau DNA, sedangkan lokus gennya tetap. Mutasi jenis ini daoat menimbulkan alela.
2.      Mutasi besar atau gross mutation
Mutasi besar merupakan perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom dan istilah khusus untuk mutasi kromoson dinamakan dengan aberasi.

Berdasarkan faktor penyebabnya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1.      Mutasi alamiah atau spontan
Mutasi alamiah merupakan perubahan genetik yang disebabkan oleh alam, antara lain sinar kosmos, sinar ultraviolet, dan sinar radioaktif.
2.      Mutasi induksi atau buatan
Mutasi induksi merupakan perubahan genetik yang disbebakan oleh usaha manusia, antara lain reaktor atom, penggunaan bahan radioaktif, dan penggunaan senjata nuklir.

Penyebab terjadinya suatu mutasi dinamakan dengan mutagen. Mutagen dapat berasal dari sebagai berikut.
1.      Bahan kimia, antara lain benz pyrene, metil Hg, formaldehid, fenol, metil cholauthrene, pestisida, dan colchicine
2.      Bahan biologi, antara lain virus yang dapat menyebabkan kerusakan pada kromosom, seperti virus hepatitis yang dapat menimbulkan aberasi pada darah dan tulang.
3.      Bahan kimia, antara lain radiasi yang dipancarkan dari bahan radiokatif.

Mutais yang terjadi dalam tubuh dapat berupa perubahan pada somatis atau mutasi autosom, dan perubahan generatif atau gemetis atau mutasi kromosom seks. Perubahan somatis atau mutasi autosom dapat terjadi pada jaringan tubuh, sedangkan perubahan generatif atau gametis atau mutasi kromosom seks dapat terjadi pada gonad atau kelamin.Mutasi kromosom meliputi perubahan pada jumlah dan struktur kromosom.

Pada spesies, terdapat seperangkat kromosom atau genom dengan jumlah kromosom yang konstan. Namun, terkadang muncul ketidakteraturan yang terjadi selama proses mitosis atau meiosis, sehingga menghaislkan sel – sel dengan jumlah kromosom yang bervariasi. Hal tersebut dapat terjadi melalui proses duplikasi atau adisi atau kehilangan seluruh perangkat kromosom.

Baca juga: Struktur dan Fungsi dari Sel

Kondisi – kondisi yang berhubungan dengan perubahan kromosom, yaitu sebagai berikut.
1.      Euploidi, artinya sel – sel yang mengandung seperangkat kromosom. Jenis euploidi, yaitu:
a.       Monoploidi. Organisme yang termasuk jenis monoploidi memiliki satu genom atau n kromosom dalam sel tubuhnya. Hal itu dapat terjadi pada sebagian besar fungi, lumut, bakteri, alga, dan serangga hymenoptera. Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril karena kromosom homolog tidak mempunyai pasangan selama meiosis.
b.      Diploidi. Organisme yang termasuk golongan diploidi memiliki dua genom atau 2n kromosom pada setiap sel somatis. Hal tersebut dapat menunjang dalam keseimbangan pertumbuhan, kemampuan hidup, fertilitas, dan adaptasi.
c.       Poliploidi. Organisme yang termasuk golongan ini memiliki kromosom lebih dari 2 genom atau 2n kromosom, misalkan triploid atau 3n, pentaploid atau 5n, dan tetraploid atau 4n

2.      Aneuploidi, merupakan variasi jumlah kromosom yang hanya menyangkut bagian genom atau salah satu kromosom, macam- macamnya sebagai berikut.
a.       Monosomik, merupakan peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n-1), sehingga menghasilkan dua jenis gamer, yaitu (n) dan (n-1).
b.      Nulisomik, merupakan peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n-2).
c.       Trisomik merupakan organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau tambahan dengan rumus genom (2n+1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah (n+1) dan (n)
d.      Tetrasomik, jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom organisme dengan rumus genom (2n+2).
e.       Trisomik ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda masing-masing menghasilkan trisomik dengan rumus genom (2n+1+1).

Ada beberapa jenis perubahan struktur kromosom, yaitu
1.      Duplikasi, jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen kromosom lainnya.
2.      Defisiensi atau delesi, jika kromosom kehilangan sebagian segmennya.
3.      Translokasi, merupakan pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog lainnya sehingga menghasilkan efek posisi.
4.      Inversi G, merupakan pembalikan urut-urutan pada susunan gen.