Apa itu Peribahasa?

Sebelumnya telah dipaparkan tentang majas. Majas merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menyampaikan maksud pada orang lain dengan memberikan efek tertentu. Hal tersebut menyebabkan majas memberikan kesan imajinatif bagi pembicaranya.

Selanjutnya, akan dijelaskan tentang peribahasa. Peribahasa merupakan suatu kalimat atau suatu perkataan yang susunannya tetap dan pada umumnya mengiaskan maksud tertentu. Berikut ini terdapat beberapa contoh dari peribahasa.

Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung, bermakna segala sesuatu ada caranya.
Air beriak tanda tak dalam, bermakna orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya.
Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam, bermakna tidak enak makan dan minum karena sedih.

Bagai air di daun talas, bermakna tidak tetap pendirian.
Belum beranak sudah ditimang, bermakna terlalu cepat bergembira sebelum tercapai.
Bermain air basah bermain api hangus bermakna setiap usaha ada susahnya.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bermakna perangai seorang anak tidak jauh dari perangai orang tuanya.
Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu, bermakna apa yang tersembunyi dalam hati tidak ada yang tahu.

Hati bagai baling – bali, bermakna tidak tetap pendirian.
Ada udang di balik batu, bermakna ada maksud yang tersembunyi.
Ayam dapat, musang pun dapat, bermakna berhasil menangkap pencuri dengan barang cuciannya.

Air besar batu bersibak, bermakna persaudaraan bercerai berai jika terjadi pertengkaran.
Air susu dibalas dengan air tuba, bermakna perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
Bagai mendapat durian runtuh, bermakna mendapat keuntungan tanpa susah payah.

Berdiang di abu dingin, bermakna tidak mendapat apa – apa.
Biduk lalu kiambang bertaut, bermakna lekas baik atau berkumpul kembali.
Dahulu timah sekarang besi, bermakna seseorang yang turun martabatnya.

Diuji sama merah di hati sama berat, bermakna sudah cocok benar.
Hati gatal mata digaruk, bermakna sangat ingin, tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginannya atau menyalahkan orang yang tidak bersalah.

Mencabik baju di dada, bermakna menceritakan aib sendiri pada orang lain.
Menjual bedil kepada lawan, bermakna menyusahkan diri sendiri.
Makan hati berulam jantung, bermakna bersusah hati karena perbuatan yang disayanginya.

Kerbau punya susu sapi punya nama, bermakna seseorang berbuat baik orang lain yang dipuji.
Ke langit tak sampai ke bumi tak nyata, bermakna kepalang tanggung.

Jauh di mata dekat di hati, bermakna tempat berjauhan, tetapi tidak saling melupakan.
Jauh panggang dari api, bermakna jawaban yang tidak benar.
Kalah jadi abu, menang jadi arang, bermakna pertengkaran tidak pernah menguntungkan kedua belah pihak.

Kerbau menanduk anak, bermakna berpura – pura saja.
Kucing pergi tikus menari, bermakna bawahan bersuka ria karena atasannya tidak ada.
Malang tak boleh ditolak, untung tak boleh diraih, bermakna nasib baik atau buruk tidak dapat dihindarkan.

Menerka ayam di dalam telur, bermakna memastikan sesuatu yang tidak mungkin dapat ditentukan.
Ayam dapat, musang pun dapat, bermakna berhasil menangkan pencuri dengan barang – barang yang dicurinya.

Ada gula ada semut, bermakna orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan.
Air tenang menghanyutkan, bermakna orang pendiam biasanya memiliki pengetahuan yang luas.

Ada uang ada barang, bermakna bila memiliki banyak uang, maka akan mendapatkan barang yang lebih baik.
Ada udang dibalik batu, bermakna seseorang yang menyembunyikan maksud jelek di balik ucapan atau tingkah lakunya.

sumber:
Handiyani, S dan Wildan. 2008. Persiapan UN Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs. Bandung: Grafindo.
Tim guru Eduka. 2015. Mega Book Pelajaran SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Depok: Cmedia.