Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pembahasan kali akan memberikan pemaparan tentang faktor – faktor yang memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor tersebut dibedakan menjadi dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari keturunan atau hereditas, enzim, dan hormon. Sedangkan, faktor eksternal, terdiri dari intensitas cahaya, kecukupan air, suhu, dan mineral.


Kedua faktor tersebut, yaitu internal dan eksternal mengontrol pertumbuhan dan perkembangan, antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut yaitu proses fotosintesis, respirasi, sintesis, protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis, dan mitosis.

Adapun penjelasan dari masing – masing faktor tersebut, dimulai dari faktor internal, yaitu sebagai berikut.
1.    Enzim. Merupakan suatu protein atau makromolekul yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup.

Enzim tidak dapat ikut bereaksi. Enzim berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi dalam setiap reaksi yang terjadi. Keberadaan enzim ini, menyebabkan energi yang diperlukan dalam setiap reaksi menjadi lebih rendah.

Enzim bekerja pada substrat, pH, dan suhu tertentu. Jika kondisi lingkungan yang terdiri dari pH dan temperatur ini sesuai, maka enzim yang dilepas akan bekerja dengan aktivitas tinggi, sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan optimal.

Tumbuhan melakukan pengaturan kerja enzim secara sendiri. Hal tersebut dimaksudkan supaya suatu senyawa yang dihasilkan tidak terus- menerus di bentuk. Pengaturan tersebut dilakukan melalui pembentukan enzim yang bersifat penghambat atau inhibitor.

Kondisi di atas merupakan sistem pengaturan untuk memelihara keseimbangan fisiologis dalam tubuh. Rangkaian reaksi tidak dapat berlangsung, jika hanya melibatkan satu jenis enzim. Namun, memerlukan beberapa enzim yang terpola dengan teratur dalam sistem.

Perbedaan dalam jenis gen menyebabkan perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

2.    Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh. Zat tersebut yaitu auksin, etilen, giberelin, sitokinin, dan asam absisat.

Auksin, ditemukan oleh F.W Went, tahun 1928. Pada tumbuhan, hormon ini berfungsi untuk mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel, dan diferensiasi sel; merangkan aktivitas kambium dan pembentukan pembuluh floem dan Xilem.

Kemudian, berperan untuk memelihara dinding sel agar elastis dan merangsang pembentukannya, namun tidak merangsang pembentukan dinding sel sekunder. Selain itu, menghambat kerontokan buah yang masih muda dan daun berguguran.

Lebih lanjut, auksin berperan untuk pembentukan akar dan mempertahankan sifat geotropisme batang; merangsang pembentukan bungan. Terakhir, berperan untuk pembuahan tanpa biji.

Etilen. Hormon ini berupa gas yang berfungsi untuk menghambat perkembangan akar. Kemudian, menghambat pembentukan bunga; meningkatkan proses pematangan buah. Dan terakhir, untuk merangsang terjadinya epinasti atau daun yang tumbuh menggulung.

Giberelin, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun; pada konsentrasi yang tinggi mampu merangsang pembentukan akar. Kemudian, menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.

Lebih lanjut, berfungsi untuk merangsang pembentukan bungan pada tumbuhan yang berbunga, apabila lama pencahayaan lebih dari 12 jam. Merangsan pembelahan dan pemanjangan sel.

Sitokinin, yang ditemukan oleh Foolke Skoog, tahun 1954. Sitokinin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dna pemanjangan titik tumbuh; merangsang pembesaran batang dan akar serta pembentukan akar cabang.

Kemudian, sitokinin berfungsi untuk merangsang pembentukan pucuk dan berakhirnya dormansi biji. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio. Menghambat penuaan daun dna merangsang sintesis protein dan RNA untuk mensintesis substansi lain.

Asam absisat, ini berfungsi untuk mempercepat proses penuaan daun dan terjadinya gugur daun.

Baca juga: Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Kedua, penjelasan berkaitan dengan faktor eksternal, yaitu sebagai berikut.
1.    Nutrisi atau makanan. Makhluk hidup membutuhkan makanan untuk sumber energi. Nutrisi ini terdiri dari elemen mikro dan makro.

Makronutrein merupakan elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar, antara lain oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium.

Mikronutrein merupakan elemen yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, terdiri dari besi, klor, tembaga, magnesium, seng, molibdonum, boron, dan nikel.

Pemupukan merupakan salah satu cara untuk menambahkan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Pemupukan tersebut dilakukan agar tumbuhan tidak mengalami defisiensi. Defisiensi merupakan suatu keadaan di mana tumbuhan mengalami kekurangan makronutrein atau mikronutrein.

2.    Cahaya. Cahaya yang berperan dalam proses fotosintesis dinamakan dengan cahaya tampak. Cahaya tampak tersebut, yaitu merah, biru, nila, dan violet.

Kemudian, cahaya infra merah berperan untuk menentukan suhu lingkungan. Hasil dari proses fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan aktivitas hidup yang lain. Cahaya dapat mengubah leukoplas menjadi kloroplas.

3.    Suhu. Suhu memberikan pengaruh pada tumbuhan, karena berhubungan dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tumbuhan. Termoperiodisme merupakan suatu kondisi di mana pertumbuhan suatu jenis tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan suhu pada siang dan malam.

4.    Air. Air merupakan senyawa penting untuk tumbuhan. Yang berfungsi untuk media reaksi kimia dalam sel, menunjang proses fotosintesis, dan menjaga kelembapan.

Kandungan air dalam tanah berfungsi untuk pelarut unsur hara. Hal tersebut dimaksudkan agar mudah diserap oleh tumbuhan. Air juga memelihara suhu tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan.

5.    pH. Derajat keasaman tanah berpengaruh dalam ketersediaan unsur hara yang diperlukan tumbuhan. pH netral memerlukan unsur, seperti Ca, Mg, P, dan K. pH tanah yang asam, tersedia unsur seperti Al, Mo, dan Zn. Mineral ini yang meracuni tumbuhan.

6.    Oksigen. Kadar oksigen di tanah berlawanan dengan kadar air di dalam tanah. Keberadaan oksigen ini berperan dalam proses respirasi sel – sel akar. Hal tersebut akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara atau transportasi aktif.

sumber:
Karmana, O. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo.