Penjelasan tentang Sedimentasi

aksespelajaran.blogspot.com akan memberikan penjelasan tentang sedimentasi. Sedimentasi merupakan terbawanya material sebagai hasil dari pengikisan dan pelapukan yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser ke suatu wilayah. Kemudian, peristiwa tersebut diakhiri dengan pengendapan.

Batu- batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang disendapkan, lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi yang terjadi di suatu tempat akan berbeda dengan di tempat yang lain. Adapun proses pengendapan yang didasarkan pada tenaga pengangkutnya.


Pengendapan oleh air sungai. Pengendapan jenis ini dinamakan dengan sedimen akuatis. Adapun jenisnya yaitu sebagai berikut.

1. Meander
Merupakan sungai yang berkelok-kelok. Sungai ini terbentuk disebabkan oleh adanya pengendapan. Adapun proses berkelok-keloknya dimulai dari sungai bagian hulu. 

Pada bagian hulu, jumlah airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibat peristiwa tersebut sungai mulai menghindari penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati. Sedangkan, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.

Di bagian tengah, wilayah yang datar, aliran airnya akan menjadi lambat, sehingga membentuk meander. Proses meander ini dapat terjadi di bagian tepi sungai, baik dalam maupun tepi luar. 

Sedangkan, di bagian sungai yang aliran airnya cepat, dapat terjadi pengikisan. Sedangkan, aliran yang lamban yang terletak di bagian tepi sungai akan terjadi pengendapan. Jika proses ini terjadi secara terus menerus maka akan membentuk meander. 

2. Oxbow lake
Disebut juga dengan sungai mati. Proses pengendapan yang berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan kelokan sungai yang terpotong dan terpisah dari aliran sungai, kemudian membentuk oxbow lake. 

3. Delta
Delta terjadi jika sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak pada saat akan masuk laut atau danau. Selain itu, arus yang ada di sepanjang pantai tidak terlalu kuat., pantainya pun harus dangkal. 

4. Tanggul alam
Merupakan munculnya material yang tidak halus atau kasar yang ada pada tepi sungai, sehingga sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. 

Selain tanggul sungai, juga ada tanggul pantai, ini sebagai hasil dari proses pengendapan laut. Baik, tanggul sungai maupun tanggul pantai merupakan tanggul alam, karena prosesnya terjadi secara alami sebagai hasil dari pengerjaan alam.

Pengendapan oleh air laut. Pengendapan ini dinamakan juga dengan sedimen marine. Pengendapan ini terjadi karena adanya gelombang. Jenis pengendapan air laut, antara lain, spit, pesisir, penghalang pantai, dan tombolo. 

Pesisir merupakan suatu wilayah pengendapan yang ada di sepanjang pantai. Pada umumnya, terdiri dari material pasir. Di mana ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi. Variasi ini tergantung pada perubahan dari kondisi cuaca, arus laut, dan arah angin.

Material – material di sepanjang pantai, diangkut oleh arus pantai. Apabila, terjadi perubahan arah, maka arus pantai tetap akan mengangkut material ke laut yang dalam. Pada saat material masuk ke laut yang dalam, terjadi proses pengendapan material. 

Dalam kurun waktu yang lama, terjadi akumulasi material yang ada di atas permukaan air laut. Akumulasi material ini dinamakan dengan spit. Apabila, arus pantai terus berlanjut, spit akan menjadi semakin panjang. 

Bahkan, kadang kala spit terbentuk melalui teluk dan membentuk penghalang pantai. Jika, di daerah sekitar spit ada pulau maka spit akan tersambung dengan daratan, kemudian membentuk tombolo. 

Pengendapan oleh angin. Ini disebut juga dengan sedimen aeolis. Hasil pengendapan ini dapat berupa gumuk pasir. Gumuk pasir, akibat akumulasi pasir dalam jumlah yang cukup banyak dan disertai tiupan angin yang kuat. 

Angin kemudian mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat. Tentu saja peristiwa ini terjadi secara bertahap, sehingga terbentuk suatu timbunan pasir yang dinamakan dengan gumuk pasir. 

Pengendapan oleh gletser. Dinamakan dengan sedimen glacial. Hasil pengendapan oleh gletser ini kemudian berbentuk lembah. Lembah ini semula berbentuk V kemudian menjadi bentuk U. Ketika musim dingin telah tiba, terjadi proses pengikisan oleh gletser yang menuruni lembah. 

Batuan atau tanah sebagai hasil pengikisan juga menuruni lereng, kemudian mengendap di lembah. Sebagai akibatnya, lembah yang awalnya berbentuk V menjadi bentuk U.

Sumber:
Waluya, B. 2009. Memahami Geografi SMA untuk Kelas X Semester 1 dan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.